Thursday, 12 February 2009

Festival Bau Nyale

Pas ngaskus tadi sempet baca tentang "Bau Nyale" jadi kepikiran kenapa ngga coba disebarin juga lewat blog ini. Sekedar pengetahuan buat temen2, Bau Nyale itu salah satu festival yang lumayan besar di daerah Lombok Tengah tepatnya di Pantai Kuta [Lombok juga punya pantai Kuta yang ga kalah ama Kuta nya Bali loh]..
Kalo dilihat dari asal muasal perayaan ini sih saya ga tau pasti. Lha wong pas saya lahir perayaan ini dah ada kok hahahaaha. Tapi menurut sumber yang saya dapatin, perayaan ini bermula dari kisah Putri Mandalika dari Kerajaan Tonjang Beru..

Festival ini dinamakan “Bau Nyale” yang dalam Bahasa Sasak berarti “menangkap nyale”.Nyale adalah sejenis cacing laut yang biasa hidup di dasar air laut, seperti di lubang-lubang batu karang. Kegiatan ini diadakan setiap tanggal dua puluh bulan kesepuluh dalam penanggalan Sasak atau lima hari setelah bulan purnama. Biasanya jatuh pada bulan Februari / Maret. Upacara Bau Nyale sudah menjadi tradisi masyarakat setempat yang sulit untuk ditinggalkan, sebab mereka meyakini bahwa upacara ini memiliki tuah yang dapat mendatangkan kesejahteraan bagi yang menghargainya dan mudarat (bahaya) bagi orang yang meremehkannya.

Acara inti dalam festival ini adalah menangkap nyale yang hanya muncul setahun sekali di beberapa lokasi tertentu di Pantai Selatan Pulau Lombok. Nyale akan muncul pada pertengahan malam hingga menjelang subuh.

Menurut keyakinan masyarakat Sasak, Annelida laut yang sering juga disebut cacing palolo (Eunice Fucata) ini dapat membawa kesejahteraan dan keselamatan, khususnya untuk kesuburan tanah pertanian agar dapat menghasilkan panen yang memuaskan.
Apabila banyak Nyale yang keluar, hal itu menandakan pertanian penduduk akan berhasil.

Nyale yang telah mereka tangkap di pantai, biasanya mereka taburkan ke sawah untuk kesuburan padi. Selain itu, Nyale tersebut mereka gunakan untuk berbagai keperluan seperti santapan (Emping Nyale), lauk-pauk, obat kuat dan lainnya yang bersifat magis sesuai dengan keyakinan masing-masing.

ASAL MUASAL
Pada zaman dahulu kala di sepanjang Pantai Selatan terdapat Kerajaan Tonjang Beru dipimpin oleh seorang Raja yang memiliki putri cantik bernama Putri Mandalika.
Kecantikannya banyak memukau pangeran-pangeran di Pulau Lombok. Karena banyaknya pinangan terhadap dirinya dan Putri Mandalika tidak bisa memilih salah satu diantara mereka, Sang Putri memutuskan untuk menceburkan diri ke Pantai Selatan dan berjanji akan kembali setahun sekali. Sesuai dengan perkataannya, ia kembali setiap tahun namun dalam bentuk nyale.

Keistimewaan
Sebelum perayaan inti dimulai, ada kesenian dan acara tradisional yang dipentaskan.
Jika anda berminat, maka datanglah sore hari dimana anda bisa mendirikan tenda-tenda kecil untuk peristirahatan sejenak. Dari tenda ini anda bisa menyaksikan Betandak (berbalas pantun), Bejambik (pemberian cendera mata kepada kekasih), serta Belancaran (pesiar dengan perahu). Dan tak ketinggalan pula, digelar drama kolosal Putri Mandalika.

Banyak pengunjung yang datang ke Pulau Lombok dari berbagai tempat hanya untuk menyaksikan suasana riuh dan ramai ketika menangkap nyale. Pada festival ini tampak suasana kebersamaan dimana masyarakat membaur menjadi satu dengan lainnya mencari nyale secara masif.
Anda juga diperbolehkan berpartisipasi untuk mencari nyale di lokasi ini.

Jika anda cukup beruntung, anda akan mendapatkan banyak nyale yang menurut penelitian, nyale memiliki kadar protein tinggi dan mampu mengeluarkan zat yang terbukti bisa membunuh kuman-kuman. Cara memasak nyale yang umum di kalangan masyarakat Lombok adalah dengan membungkus nyale dengan daun pisang dan kemudian membakarnya, yang biasa disebut pepes.

Lokasi
Nyale selalu muncul di pantai Selatan Lombok Tengah tepatnya di 16 titik pantai yang memanjang sejauh puluhan kilometer dari arah Timur hingga Barat, seperti pesisir Pantai Kaliantan, Pantai Kuta, dan Pantai Selong Belanak. Pantai-pantai ini dikelilingi oleh deretan perbukitan. Namun, lokasi yang paling ramai dikunjungi para pelancong adalah Pantai Seger yang berlokasi di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia.

Akses
Untuk menju desa Kuta, wisatawan bisa menggunakan transportasi umum dari Terminal Mandalika Kota Mataram menuju Praya (Ibukota Kabupaten Lombok Tengah) yang berjarak kurang lebih 30 km. Dari sana tidak ada yang langsung menuju lokasi wisata, karenanya anda bisa menyewa mobil menuju Desa Kuta.

Harga Tiket Masuk
Untuk menikmati indahnya suasana Pantai Seger dan lainnya sambil mendapatkan nyale, para wisatawan tidak perlu mengeluarkan uang sepeserpun. Pantai-pantai tersebut masih menjadi pantai terbuka dan belum dijadikan lokasi wisata oleh Pemerintah setempat kecuali Pantai Kuta.

Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Jika anda tertarik dengan wisata ini, maka peralatan yang perlu anda sediakan adalah: senter, jaring, dan tempat penyimpanan nyale. Namun biasanya banyak warga setempat yang menyediakan perlatan tersebut.
Dulu desa ini cukup sepi, namun semenjak festival ini digandrungi oleh para pelancong, banyak motel dan penginapan sederhana yang didirikan sekitar lokasi wisata. Selain itu banyak juga kios-kios kecil dan restaurant yang menawarkan aneka masakan khas Pulau Lombok.

Jadi kalo temen-temen kebetulan lagi dinas di Lombok atau deket-deket Lombok jgn sampai lewatkan festival yang unik ini..Buat yang pengen sekedar numpang nginep telp rumah saya aja yah..hahahahaha..masalah ongkos gampanglah..via atm aja..huahahahaahaha..just kidding..datang aja..orang lombok terkenal akan keramahannya dalam menerima tamu kok..kl ada yg berkesempatan ke Kuta sya cuma nitip pasirnya aja deh jadi oleh2nya..dah kangen nyium bau pasirnya..hehehehe..

1 comment:

Dina Haqiesa said...

wah bagus nih penjelasanya..boleh aku sebarkan jg (copas) di siteku gak?..thnks ya..