Friday, 13 February 2009

Hukum Kekekalan Energi = Ihlas

Mungkin kita semua dah tau ya apa itu hukum kekelan energi..kalo lupa ada baiknya diingkatkan kembali inti dari hukum tersebut.."Energi tidak dapat dimusnahkan akan tetapi dapat berubah bentuk"..
Wah mungkin temen2 yang baca blog ini bakal sedikit bingung [kl yg ngakak mungkin sebagian besar] kok bisa2 nya seorang adie yang nilai Fisika I dan Fisika II mutlak bin absolute D kok tiba2 ngomongin hukum fisika yang satu ini..
Sebenarnya kalo sedikit kita renungkan bersama, semua hal di dunia ini ada timbal baliknya..Perbuatan sekecil apa pun pasti ada efeknya di kehidupan kita..Begitu juga dengan energi negatif yang berasal dari diri kita..Pasti akan kembali lagi dalam bentuk lain yang negatif pula..Nah itu lah analogi dari hukum kekekalan energi yang saya sebutin di atas..
Jangan cepat berburuk sangka akan sesuatu hal jelek yang kita terima..Justru itu saatnya kita merenung sejenak..Pikirkan.."Darimana energi negatif ini saya terima?"..Dengan berpikir seperti itu kita akan terbiasa menjadi orang yang ihlas..Ihlas disini dalam arti kita menerima apa yang diberikan Allah kepada kita..Diberi musibah? Ihlas! Ingat2 lagi apa yang telah kita lakukan sehingga Allah mengingatkan melalui musibah tersebut..Syukur2 Allah masih mengingat kita sehingga diberi musibah sebagai media perenungan..
Contoh sederhana..Lagi jalan-jalan eh dompet dicopet..Jangan buru-buru menyialkan diri bahwa hari ini emang lagi apes..Ingat baik2..Adakah hak2 orang lain dalam dompet itu yang belum kita sampaikan..Nah jika sudah begitu, tentu di kemudian hari kita tidak akan mengulangi kesalahan yang sama..
Allah maha mengetahui..dan tidak akan pura2 tidak tahu..Tidak seperti manusia..Tahu..Tapi pura2 tidak tahu..
Wallahualam..

Surat Terbuka Untuk Redaksi RCTI : Pemberitaan Puyer [Menyesatkan]

Nih mau nyoba bantu nyari dukungan..suapaya pers Indonesia tidak lebay kalo ngasi berita..



Kepada Yth,
Redaksi Seputar Indonesia RCTI
Dengan Hormat,
Sebelumnya saya ucapkan selamat atas liputan yang bagus dan mendidik ttg puyer. Saya kira tim redaksi telah berusaha keras untuk mempersiapkan tayangan liputan tersebut sehingga dapat tersaji dengan baik dan menarik.

Saya sangat setuju bahwa obat puyer banyak kekurangannya seperti, kurang steril, cepat rusak, pencampuran yang tidak baik antar obat, dsb. Namun saya perlu tekankan disini kekurangan yang disebutkan oleh tim redaksi itu tidak sebanding dibandingkan keuntungan puyer karena dapat diberikan dengan dosis yang tepat berdasarkan berat badan.

Contoh misalnya anak anda berusia 5 tahun dengan berat badan 20 kg menderita sakit, oleh dokter didiagnosis menderita ISPA dan membutuhkan obat antibiotic amoxicillin selama 3 hari. Dosis amoxicillin sebesar 25-50 mg / kgBB (berat badan) / hari terbagi dalam 3 kali sehari. Berarti dosis amoxicillin yang dibutuhkan anak anda 500 – 1000 mg per hari terbagi dalam 3 kali sehari. Sediaan obat tablet amoxicillin 500 mg.

Pertanyaan saya apakah anda dapat membagi satu tablet menjadi 3? Kalo setengah pasti gampang kan? Atau kalau anda memaksakan minum 1 tablet 3 kali sehari (yang menurut anda tablet lebih baik daripada puyer) maka anak anda mendapat 1500 mg sehari artinya over dosis donk....

dan kalau ada anak meninggal karena over dosis obat anda bertanggungjawab

Sedangkan kekurangan puyer berikut ini cara penyelesaiannya adalah :

1. kurang steril  apoteker atau asisten apoteker memakai sarung tangan dan masker ketika meracik puyer, tempat pembuatan puyer selalu dibersihkan dan disterilkan dengan alat autoclave setelah dan sebelum digunakan untuk membuat puyer

2. cepat rusak  puyer yang dibuat diusahakan diberikan hanya untuk 3-5 hari terapi, setelah itu jika puyer masih ada sebaiknya dibuang dan tidak dikonsumsi lagi.

3. pencampuran obat tidak baik  satu puyer hanya untuk satu jenis obat…. Berarti bila dalam satu kali makan 3 obat berarti minum 3 puyer…..

Mudah bukan….....coba anda renungkan kembali kekurangan dan kelebihan puyer tersebut….. sebandingkah keuntungan puyer yang mencegah tidak terjadinya over dosis dibandingkan kerugian yang jelas mudah diselesaikan?

Jadi menurut kesimpulan saya walaupun obat puyer memiliki kekurangan tapi keuntungannya lebih besar daripada kekurangannya. Dan anda sebagai tim redaksi pasti sudah mempunyai kesimpulan seperti ini namun karena agar berita dikesankan menghebohkan maka anda tidak mengudarakan kesimpulan tersebut.

Anda sebagai tim redaksi sekarang bertanggungjawab atas pemberitaan tersebut ketika orang tua pasien memaksakan agar anaknya tidak diberi puyer dan minta diberikan tablet utuh dan ketika orang tua tidak berhasil membagi dosis dengan tepat sesuai berat badannya maka akan terjadi overdosis.

Saya harap tim redaksi tetap kritis dalam pemberitaan dan memberikan berita secara seimbang. Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.
Hormat saya,

machiavelli